Kendati tergolong cara kuno, namun teori ini relatif lebih mudah untuk di terapkan pada siapa saja yang menginginkan bayi laki-laki. Biayanya pun sangat murah. Tapi itu semua juga tergantun dengan takdir Tuhan.
Di Indonesia keinginan mempunyai bayi laki-laki kerap dianggap sebagai syarat mutlak untuk meneruskan generasi keluarga. Salah satu upaya untuk memperoleh bayi laki-laki adalah dengan teori AKIHITO. Teori ini pernah menjadi perbincangan di sekitar tahun 50 an. Sesuai dengan namanya teori ini berasal dari negeri Matahari Terbit. Di temukan oleh kaisar Hirohito, pada saat seorang ahli biologi. Tetapi teori ini mulai dikenal masyarakat sejak kaisar akihito.
Teori Akihito menurut dr. M. Yusuf, Sp.OG, menjelaskan secara sederhana bahwa teori ini berdasarkan teori Biologi. Setiap sperma mempunyai dua unsur yaitu unsur X dan Y. Jika sperma X berhasil membuahi sel telur istri maka janin kelamin wanita, berlaku sebaliknya apabila unsur Y yang berhasil membuahi sel telur istri. Sperma X mempunyai sifat lebih lamban gerakkannya meski umurnya lebih panjang dibanding sperma Y. Sebaliknya sperma Y lebih lebih gesit, namun umurnya lebih pendek. Dengan memperhatikan cepat dan lambatnya gerakan sperma X dan Y inilah yang mesti diperhatikan jika menginginkan bayi laki-laki atau perempuan.
Dengan memposisikan sel telur sebagai target, pastilah sel sperma Y yang akan lebih cepat sampai. Maka jika mengingikan bayi laki-laki , hubungan suami istri harus dilakukan sesudah terjadi ovulasi (pelepasa sel telur). Jadi pada saat sel telur sudah ada berarti sudah terjadi ovulasi. Perkiraannya, ovulasi terjadi pada hari ke 14 samapi 16 di hitung dari hari pertama menstruasi.
Hanya saja paling penting adalah sebelum ovulasi suami harus puasa. Karena pada waktu hubungan intim sebelum atau pas ovulasi, bisa saja ada sperma yang tertinggal, mengingat usia sperma X lebih panjang dibanding sperma Y. Sperma X bisa bertahan sampai 4 hari di rahim. Sedangkan sperma Y hanya satu dua hari saja. Dengan begitu sperma X yang tertinggal ini mempunyai peluang yang sama membuahi sel telur dengan sel sperma Y yang dipancarkan saat senggama terakhir. Hingga agak sulit memastikan kemungkinan jenis kelamin si anak.
Itulah mengapa pengertian suami menahan diri amat di tuntut. Setidaknya ia harus puasa sekitar 7-8 hari setiap bulan, yakni 5 hari menjelang ovulasi ditambah 2-3 hari sesudahnya. Jika menginginkan bayi perempuan, lakukan hubungan suami istri 3-4 hari sebelum ovulasi atau kapanpun suami istri menginginkannya.-------------->TUHAN MAHA MENGETAHUI<------[ SELAMAT MENCOBA].